Narator: Disebuah sekolah ternama terdapat dua orang sahabat
yang menjadi primadona disekolahnya tapi sayang salah satu dari mereka memiliki
sifat sombong dan angkuh.
Dessy: Eh, kamu tau kan sama Balanar?
Zia: Ow.. cowo gila itu ya?
Dessy: Gila, gila gitu tapi cool kan?
Zia: Iya sih, tapi tetap aja aku ngga suka sama dia
Arsyad: (Datang sambil membawa bunga dan berlutut didepan Zia)
Zia, aku mencintai kamu udah dari dulu. Jadi, maukah kamu menjadi pacar aku?
Zia: Mimpi kamu jadi pacar aku (mendorong Arsyad sampai
terduduk dilantai dan pergi)
Dessy: Maafin teman aku ya Arsyad? (pergi menyusul Zia)
Narator: Tidak lama kemudian Misis datang menghampiri Arsyad
sambil mengulurkan tangannya kepada Arsyad. Arsyad pun menyambutnya dengan
senang hati.
Misis: Kamu tidak papa?
Arsyad: Oh tidak papa, terima kasih atas bantuannya
Misis: Iya, sama-sama
Arsyad: Sepertinya aku baru pernah melihat kamu deh?
Misis: Oh iya, kenalin nama aku Misis (mengulurkan tangan).
Aku murid baru disekolah sini.
Arsyad: Oh pantas.. (menyambut uluran tangan Misis) nama aku
Arsyad (melepaskan ulurannya). Wah, aku ada janji (melihat jam tangan) aku
tinggal dulu ya?
Misis: Ya..
Balanar: (Menghampiri Misis dari belakang) Hey.. (Menyentuh
pundak Misis) kau Misis kan?
Misis: (Membalikkan tubuhnya menghadap Balanar) Eh, Balanar.
Ternyata kamu sekolah disini ya?
Narator: Dikejauhan Dessy dan Zia memperhatikan mereka berdua.
Dessy: (memeluk Zia) Zia, aku ngga rela Balanar menjadi milik
orang lain.
Zia: Kamu kira aku juga rela apa? Ya engga lah! (langsung
menghampiri mereka berdua tanpa menghiraukan Dessy)
Dessy: Zia, kamu mau kemana?
Zia: (menampar Misis) Apa-apaan kamu deketin pacar aku?
Balanar: Hentikan Zia, Misis ini sahabat aku dari kecil. Jadi,
kamu tidak usah cemburu. (menghadap Misis) Maaf ya Sis pacar aku udah
keterlaluan sama kamu?
Dessy: (menghampiri mereka bertiga) Apa pacaran? Sialan kamu
Zia, bilang tidak suka sama Balanar. Eh, tapi malah pacaran. Brengsek kamu
(mendorong Zia dan berbalik meninggalkan mereka bertiga)
Balanar: Oh.. jadi begitu kamu yang sebenarnya? Ngga nyangka
(mengajak Misis pergi)
Zia: (memegang tangan Balanar) Balanar jangan tinggalin aku
(mulai menangis).
Balanar: Maaf Zia, mungkin kita cukup sampai disini (pergi
begitu saja bersama Misis)
Arsyad: (menghampiri Zia yang sedang menangis) Kamu harus tau
Zia, semua perbuatan pasti ada akibatnya.